Kamis, 11 Desember 2008

KARYA PEMULIHAN ALLAH DI DALAM YESUS


KHOTBAH MALAM NATAL 24 Desember 2008


Bapak, Ibu, Saudara segenap jemaat Tuhan yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Selamat Natal. Khotbah kali ini mengangkat tema: Karya Pemulihan Allah kini telah nyata, berdasarkan kesaksian Injil Lukas 2: 1 – 14 , dengan tujuan kita bisa memahami makna karya pemulihan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus; sehingga sebagai warga jemaat kita terdorong untuk membuka diri terhadap karya pemulihan Allah dan bersedia bersaksi dalam kehidupan masing-masing di manapun berada.

Jemaat Tuhan YTK.
Penghayatan Natal yang sejati, sesunggunya bukan terletak pada pemaknaan tanggal lahirnya Yesus. Juga tidak terletak pada kulit luarnya dengan aneka assesoris /hiasan-hisasan natal. Lebih dari itu Natal adalah pemaknaan terhadap PULIHNYA RELASI MANUSIA DENGAN ALLAH DAN SESAMANYA.
Persoalan kita sekarang adalah bahwa Natal seringkali hanya dimaknai pada sisi kulit luarnya saja, sehingga orang terlalu sibuk dengan hiruk-pikuk natal yang kurang penting, seperti: pohon terang dengan berbagai hiasannya yang kelewat mahal, lalu hadiah-hadiah natal, serta berbagai acara pesta sekitar natal; sementara itu inti natal : pulihnya relasi manusia dengan Allah dan sesama manusia malah cenderung terlupakan. Tak heran, natal lalu berhenti menjadi sebuah tradisi beku yang tidak mengubah perilaku kekristenan. Padahal Di dalam Yesus karya pemulihan Allah menjadi nyata.

Karya pemulihan itu memiliki dua dimensi penting, yakni dimensi illahi yang menyangkut pembaharuan relasi manusia dengan TUHAN serta dimensi manusiawi yang menyangkut relasi manusia dengan sesamanya (baik sesama warga gereja, maupun lainnya). Dengan demikian, unsur penting dalam merayakan Natal yang hakiki dalam rangka menghayati pulihnya relasi manusia dengan Allah adalah terletak pada “hati yang buka pada karya pemulihan Allah”. Dalam kesaksian Injil Lukas 2: 1 – 14, kita bisa menemukan beberapa tokoh yang penting, seperti: Yusuf dan Maria serta Gembala-gembala, sebagai saksi kelahiran Yesus sementara itu Kaisar AGUSTUS adalah sebagai tokoh luar.

Munculnya tokoh Kaisar Agustus berfungsi untuk menegaskan bahwa Yesus bukan sekedar ada dalam perspektif local (Yahudi) melainkan dalam perspektif internasional karena ditempatkan dalam sejarah dunia dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus. Kaisar Agustus sebenarnya bernama Gains Yulius Caesar Octavianus. Ia memerintah dari tahun 30 sebelum Masehi, hingga tahun 14 Masehi. Dan pada tahun 27 ia mendapat gelar AGUSTUS (yang berarti: “yang mulia”). Ia dimuliakan sebagai seorang dewa, bahkan diterima sebagai “juru selamat dunia”. Namun Injil Lukas menegaskan bahwa Yesuslah yang nanti layak sebagai Juruselamat dunia, bukan Kaisar Agustus yang sedang melakukan sensus penduduk yang salah satunya adalah untuk kepentingan penarikan pajak.

Tokoh sentral Yusuf dan Maria bisa menjadi teladan utama kita. Mereka pergi juga ke Betlehem (sekarang Beth Lahm) sebagai tanda ketaatan. Mereka pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem. Yaitu sebuah kota kecil yang terkenal karena itu adalah kota kelahiran Raja Daud (I Sam.16:1). Dengan menempuh perjalanan sekitar 170 Km, dengan berjalan kaki. Untuk itu biasanya mereka harus melakukan perjalanan paling cepat selama 5 hari; dengan kondisi jalan waktu itu, yang masih rusak, berdebu, dengan cuaca panas terik, kekurangan air, tak ada tempat yang memadai untuk beristirahat tentu ini adalah sebuah perjalanan panjang yang sangat melelahkan, terutama bagi Maria yang sedang hamil. Begitulah, begitu mereka tiba di Betlehem tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Jemaat Tuhan Ytk.
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Malaikat itu segera memberitakan INJIL (khabar sukacita) untuk seluruh bangsa!. Jelas bukan bahwa kedatangan Yesus memang bukan untuk oranhg Yahudi saja, melainkan untuk seluruh bangsa di dunia ini. INJIL itu berbunyi begini: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud (di Betlehem, atau Beth Lahm). Agar lebih jelas lagi malaikat itu memberikan tanda lahiriah, yaitu: “Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."

Dan tanda lainnya adalah tentang nama Bayi yang baru lahir itu (ayat 11) yang disebut:
(1). JURUSELAMAT. Dalam bahasa Yunani dipakai istilah Soter yang berarti Penyelamat, Pelepas, Penolong. Yang hendak menyelamatkan dunia dan manusia. Adalah menarik karena kata ini aslinya dipakai oleh para Kaisar sebagai gelar karena dianggap sebagai “juru selamat”. Namun Yesuslah soter yang sejati itu.
(2). KRISTUS. Dalam bahasa Yunani memakai istilah Christos. Dibentuk dari kata chrio, sebagai terjemahan dari kata Ibrani Mesias atau Al Maseh yang berarti yang diurapi. Artinya menjadi jelas bahwa Yesus adalah Mesias yang sejati.
(3). TUHAN. Dalam bahasa Yunani memakai istilah Kyrios yang dapat diterjemahkan sebagai Tuhan, Tuan, Gusti. Gelar ini memang dipakai secara umum, baik oleh orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain. Makna yang dimaksudkan menunjuk pada kemesiasan Yesus yang berlaku tak hanya bagi bangsa Yahudi, tetapi bagi bangsa-bangsa lain juga, untuk mengakui kekuasan dan kewibawaanNya.

Saudara, sedang tokoh penting lainnya adalah gembala-gembala. Istilah gembalap-gembala pada masa itu memiliki makna yang negative. Mereka adalah orang-orang yang tidak berpendidikan, kasar, dan sering tidak mengindahkan macam-macam peraturan dalam masyarakat. Tak heran bahwamenurut tradisi, para Rabi Yahudi memangdang rendah gembala-gembala, karena mereka biasanya memang tidak mempedulikan agama, sering tidak jujur, dan oleh sebab itu sesuai dengan peraturan Yahudi bahwa gembala tidak diijinkan menjadi saksi di depan pengadilan. Rupanya Lukas menegaskan bahwa memang Kristus datang untuk memanggil dan menyelamatkan yang hilang (bdk. Luk. 19:10). Seperti Kristus telah lahir di sebuah kandang yang hina, begitu juga Injil justru pertama-tama didengar oleh para gembala yang hina dan papa. Dan mereka yang secara tradisi tidak diijinkan menjadi saksi, justru dipilih Tuhan sebagai saksi pertama akan kelahiran Sang Mesias.

Jemaat Tuhan Ytk.
Perikop yang kita bahas ini diakhiri dengan sebuah nyanyian (kidung) yang dinyanyikan oleh paduan suara malaikat. Nyanyian ini mengandung dua hal penting, yaitu: (a).kemuliaan bagi Allah yang di sorga dan (b).kesejahteraan/keselamatan bagi umat manusia di bumi. Jadi berita natal ini memberi ketegasan penting bahwa sudah ada pemulihan relasi (syaloom = damai sejahtera) secara nyata antara Allah dan Manusia, antara sorga dan bumi; sehingga manusia dipulihkan kembali dalam relasi yang baik dengan Allah serta dengan sesama manusia, dengan satu syarat: Bahwa manusia hendaknya mau membuka diri untuk menerima pemulihan relasi tersebut.

Jemaat Tuhan Ytk.
Karya pemulihan Allah itu kini secara nyata tampak padan pembaharuan manusia oleh Tuhan Yesus Kristus secara dinamis. Maka dalam kebaktian Malam Natal, kesadaan untuk membuka diri dipulihkan, diproses dalam pembaharuan Kristus menjadi semakin penting. Itulah sebabnya, setelah kita menyoroti di bawah terang kesaksian Lukas 2: 1 – 14, marilah kita juga memperhatikan kesaksian dalam Mazmur 96: 2 “Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari”.

Jadi, saudara, dalam refleksi malam natal kali ini kita tahu sekarang bahwa karya pemulihaan Allah yang telah nyata itu tidak hanya dimengerti dan dipahami sebagai “pengalaman pribadi semata” melainkan juga bisa sungguh- sungguh mempengaruhi seluruh hidup dan kehidupan kita dari hari ke hari, sehingga menjadi sumber kesaksian kita pada sesama. AMIN

2 komentar:

  1. Waduh... Ini kan belom dirilis Pak, kok sudah dibocorkan. Ntar yang dah baca jadi males ndengerin khotbahnya lho. Hehehe...

    BalasHapus
  2. Bagus, menarik dan padat berisi. Semoga mampu memotivasi dan menginspirasi setiap orang yang membaca dan atau mendengarkannya untuk dapat menjadi saksi atas karya pemulihan Allah dalam hidup kesehariannya. Amin. Selamat Natal 2008 dan Tahun Baru 2009, kiranya kasih, sukacita dan damai sejahtera natal senantiasa hadir di hati dan semua keluarga. (satijan - jakarta)

    BalasHapus