Jumat, 18 Desember 2009

LILIN NATAL


LILIN. walau hanya setitik cahaya, engkau berguna.
Kala kegelapan kian mencengkram segenap aspek kehidupan.
Hitam pekat merengkuh bumi. Mengikat erat mata terpejam
Hitam pekat meraja
masihkah terang kan menang

Setitik cahaya muncul dari kegelapan
Kian membesar dia, menerpa alam ini
lihatlah terang tlah menyala
ibarat ... Lilin Natal nan bersinar
Truskan semangat menerangi bumi, walau korbankan diri
TERANG yang sesungguhnya telah datang ke dalam dunia
SELAMAT NATAL
Lihat Selengkapnya

Kamis, 17 Desember 2009

MITOS YANG SALAH TENTANG HIDUP BERUMAH TANGGA


T I G A
DARI SEPULUH MITOS
YANG SALAH
TENTANG
HIDUP BERUMAH TANGGA
oleh:
Pdt. Lukas Eko Sukoco, MTh.

1. SEMUA ORANG HARUS MENIKAH (?)
Harus dipahami bahwa pernikahan bukanlah kewajiban, namun sebuah pilihan. Artinya : Orang boleh saja Menikah, atau seseorang boleh saja memilih untuk tidak menikah! Yang pasti, baik menikah atau tidak, tetap saja orang beriman memiliki kewajiban yang sama untuk memuliakan Tuhan dalam hidup dan kehidupannya. Rasul Paulus menasihatkan agar jemaat di Korintus mau meneladan seperti Paulus yang tidak kawin, tetapi itu bukan kewajiban namun pilihan. Jadi boleh kawin, atau tidak. Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu. Jadi, kalau berani menikah , ya… menikahlah!
Ayat Kunci: I Korintus 7: 1 – 3
Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.

2. PERNIKAHANKU AKAN MENGAKHIRI KESEPIANKU (?)
Harus dipahami bahwa kesendirian tidaklah sama dengan kesepian. Orang yang menikah memang “tidak sendiri” lagi. Namun dalam sebuah pernikahan bisa saja tetap dilanda kesepian, jika mereka “tidak menjadi satu”. Semestinya mereka bukan lagi dua melainkan satu. Sehingga mereka memiliki pikiran, perasaan, perencanaan dan tidakan yang dilandasi oleh cinta kasih sejati. Wujud yang nyata adalah adanya: komunikasi, kebersamaan, kemitrasejajaran di dalam Tuhan.
Ayat Kunci: Matius 19:5,6
Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

3. PERNIKAHAN YANG BAHAGIA PASTI SELALU ROMANTIS (?)
Dalam kenyataannya tidak pernah ada suatu pernikahan yang benar-benar bebas dari masalah. Mengapa demikian? Jawabnya sederhana saja… karena orang-orang yang menikah adalah manusia biasa. Mereka bukan malaikat!. Olehkarena manusia biasa, maka pasti memiliki segudang kelemahan , di samping memiliki kelebihan tertentu. Pernikahan yang bahagia pasti membutuhkan perjuangan, upaya yang keras, kerendahan hati masing-masing pihak untuk menguji komitmen pernikahan kita. Memang ada sisi romantisnya dalam sebuah pernikahan, namun tidak selalu demikian. Seringkali di balik kesulitan, kesalahpahaman dan masalah menjadikan kita semakin dewasa.
Ayat Kunci: Kolose 3: 12 – 15, 18, 19
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

Rabu, 16 Desember 2009

PUISI KEHIDUPAN

HIDUP DI UJUNG TAHUN 2009


KADANG aku tersenyum,

ku coba menyibak tirai kehidupan.... ku temukan aneka topeng mayapada.

Ada yang berbalut keindahan, kejujuran, kebaikan dan keadilan.

Ada juga yang berbalut kekerasan, kelicikan, kemunafilan dan berbagai kejijikan.


KADANG aku menangis, aku terhenyak kaget....

Ternyata aku pun sedang terseret di antara mereka yang memakai topeng mayapada.

Ku coba bertahan, akankah diri ini akan tetap tegak.

Ya, dan kini kuterus coba bertahan dan bertahan.... entah sampai kapan.

Namun, kaki ini kian lemah.

Kini gontai langkahku tiada daya. Detak jantung kian cepat.

Rasanya aku tak sanggup lagi kan bertahan.


KADANG aku berteriak histeris.

Namun tak seorang pun menghiraukanku. samar-samar kulihat ibuku hadir dan coba tersenyum di alam sana, ungkapnya lirih: "bertahanlah anakku"


AKHIRNYA, meski tertatih-tatih... harus juga ku lalui jalan ini.

Goresan-goresan duri nan pedih. Luka-luka di telapak kaki pun tak kunjung pulih.

Lalu dengan nafas tersengal memang harus tetap kulalui jalan ini.

Debu-debu beterbangan, pedih di mata.

Tak mampu aku melihat masa depan. masih tetap buram. Adakah setitik cahaya di peng...hujung jalan ini.


AKHIRNYA, meski tertatih-tatih... harus juga kulalui jalan ini. Jalan kehidupan yang penuh tantangan.

Jumat, 11 Desember 2009



SELAMAT merayakan MINGGU-MINGGU ADVENT 2009

dan kuucapkan

SELAMAT menyongsong NATAL 2009

Semoga TUHAN (YHWH) Allah yang maha kasih dan setia senantiasa menyertai kita sekalian. Amin.

Kamis, 10 Desember 2009

RETREAT: BERTEMU TUHAN DALAM KEHENINGAN

Kategori: Resensi Buku Cetak
Penulis Lukas Eko Sukoco
Penerbit :
Penerbit Yayasan ANDI Yogyakarta

Mengapa orang Kristen membutuhkan retreat? Dalam buku ini, penulis menjelaskan bahwa retreat adalah saat khusus:1. Untuk latihan spiritual untuk orang beriman;2. Untuk membina relasi dengan Tuhan di tengah pergumulan yang berat;3. Untuk meningkatkan kepekaan sosial terhadap sesama sebagai pernyataan kedewasaan iman.

Dengan melakukan retreat orang Kristen akan memperoleh banyak manfaat, antara lain: hidupnya menjadi segar kembali, memiliki suatu perspektif yang jelas dan terarah, dan dapat menata kembali segala sesuatu secara baru.

Namun sayangnya, selama ini ada kesalahpahaman tentang retreat yang sudah menjadi umum di kalangan Kristiani. Di satu sisi, ternyata banyak yang tidak sesuai dan bertentangan dengan makna dan jiwa retreat itu sendiri.

Di sisi lain, penulis menyadari adanya bahaya penyalahgunaan retreat hanya sebagai acara kumpul-kumpul, kangen-kangenan, bersantai-ria dan hura-hura.
Penulis meneropong adanya tujuh salah kaprah seputar retreat, yaitu:1. Retreat berubah menjadi serangkaian festival ceramah;2. Retreat berubah bentuk menjadi acara KKR;3. Retreat berubah menjadi acara weekend atau camping;4. Retreat sering dianggap obat ampuh untuk segala macam persoalan kehidupan;5. Kesuksesan retreat sering diukur dari banyaknya peserta;6. Retreat sering dilakukan asal-asalan dan tidak optimal;7. Retreat sering dianggap sebagai tradisi milik gereja Katolik.

Buku ini dilengkapi juga dengan beberapa contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, juga menyertakan beberapa contoh penyelenggaraan retreat bagi kelompok remaja, dewasa dan lanjut usia.
Diambil dan diedit seperlunya dari:
Nama tabloid:
Gloria, edisi 162 Minggu ke IV Agustus 2003
Peresensi: Valentino
Penerbit : PT. Jawa Media Agro Indonesia (Jawa Pos Media Group)
Halaman :27

Rabu, 09 Desember 2009

Gereja Kristen Jawa (GKJ) Purworejo (4 Februari 1900)


NATAL KREATIF ? Siapa Takut ?


Aku bersyukur kepada Yehuwah (YHWH) Allah kami yang telah berkarya di dalam Tuhan Yesus Kristus; sehingga pembaruan semakin nyata di gereja-NYA. itu keyakinan ku. Dan kini dalam merayakan Natal 2009 serta Tahun baru 2010

jemaat GKJ PURWOREJO lebih kreatif. Selain kebaktian malam natal, kebaktian raya Natal, dan refleksi di rayon-rayon; mereka menambah berbagai kegiatan ke luar, sesuai dengan tema nasional TUHAN ITU BAIK BAGI SEMUA ORANG dan sub tema "Memberitakan Khabar Baik bagi bangsa" kegiatan kreatif yang kumaksudkan adalah:

1. KENDURI SYUKUR NATAL - TAHUN BARU

2. PENGOBATAN GRATIS di Pep, Kentheng, Seren dan Tlogo Purwodadi

3. PENANAMAN 2.000bibit pohon manggis di Durensari dan sekitarnya

4. SARAPAN buat Abang becak di Jl. Sugiono, KH Dahlan dan sekitarnya

5. KUNJUNGAN KASIH ke PENJARA oleh Kelompok Kerja Penjara.

Semoga TUHAN (YHWH) Allah memberkati setiap rancangan yang baik ini dan berguna untuk kemuliaan nama-NYA. Puji Tuhan. AMIN.

Selasa, 12 Mei 2009

PUASA: Suatu Ketetapan ALLAH

PUASA:
Suatu Ketetapan Allah
Bacaan:
Imamat 16: 29 – 31
Tujuan:
Jemaat mampu memahami dan menghayati
makna Sabbat dengan berpuasa
sebagai cara untuk merendahkan
diri di hadapan Allah


16:29 Inilah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu.

16:30 Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN.
16:31 Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.
(Imamat 16: 29 – 31)

B
ila kita menganggap bahwa Kitab Imamat adalah suatu kitab yang tidak penting, tidak menarik karena berisi sejumlah peraturan dan ketetapan yang sudah dianggap kedaluwarsa, maka sesungguhnya kita telah berbuat kekilafan besar!. Mengapa demikian?. Jawabnya, karena Kitab Imamat adalah salah satu kitab yang berisi latar belakang Taurat. Kita tidak mungkin mengerti Kitab Perjanjian Baru, bila Perjanjian lama (termasuk Imamat) dilupakan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajarkan bahwa seluruh hukum Taurat (bahkan Kitab Para Nabi juga), tergantung pada dua hukum, yaitu: (a).Kasihilah Tuhan , Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu, dan yang kedua adalah (b).Kasihilah sesamamu manusia, seperti dirimu sendiri (Matius 22:37 – 40). Dengan kata lain, Injil Yesus Kristus berlatar belakang Perjanjian Lama.
Dalam Imamat 10:1 – 4 ada cerita tentang Nadab dan Abihu, yaitu anak Sulung, dan anak Kedua dari Imam Harun (bdk.Kel.6:22; Bil.3:2; 26:60; I Taw.6:3) Mereka telah ditahbiskan untuk memegang jabatan Imam (Kel.28:1, Bil3:3). Ketika melakukan persembahan korban, mereka berbuat kesalahan karena tidak seperti biasanya, sauatu saat menggunakan ukupan (kemenyan) yang biasa dipakai untuk dewa-dewa orang kafir. Akibatnya Tuhan murka dan keduanya mati hangus oleh api dari Tuhan. Jadi, dari Bilangan 10:1-4, memaksa kita untuk menginsyafi bahwa kita dapat kehilangan makna sebagai hamba Allah, jika jatuh dosa dan tidak bertobat serta menerima pengampunan dari Tuhan Yesus Kristus.
Sementara itu, Bilangan 16 mengisahkan tentang Hari Raya terpenting pada jaman itu, yakni YOM KIPPUR - YOM HAKKIPURIM atau Hari Raya PENDAMAIAN untuk mengajak umat Allah menyadari kasih karunia Allah (YHWH). Upara korban di atas Mezbah yang dilakukan setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan tidak cukup untuk meniadakan dosa!. Hanya pada hari raya Pendamaian, sebagai hari raya terbesar, terkhidmat maka Imam Besar menanggalkan jubah resminya, ia lalu memakai jubah putih. Pada waktu itu, Imam mengorbankan seekor kambing jantan yang tak bercela sebagai korban penghapus dosa untuk seluruh umat. Setelah itu ia mengambil seekor kambing lagi yang tak bercela. Dan meletakkan tangannya di atas kepala kambing tsb. , dan mengakui dosa-dosa umat. Lalu kambing itu dilepaskan ke padang gurun. Itulah symbol perdamaian umat yang mendatangkan keselamatan.
Surat Ibrani dengan cermat mengungkap “Upacara Perdamaian” ini sebagai Lambang Karya Kristus yang mengadakan Perdamaaian (Ibr. Ps.9, 10). Yesus adalam Imam Besar kita. Dan di sisi lain, IA adalah lambing dari “binatang korban” yang darahnya tertumpah di bukit Golgota untuk penyucian dosa-dosa manusia. Melalui pengorbannya, Yesus menggenapi makna hari Perdamaian untuk keselamatan manusia (Ibr. 9:12).
Menurut kitab Ulangan 16. Umat Allah tidak secara otomatis menerima pendamaian. Mereka harus aktif, untuk mengaku dosa, merendahkan diri dan bertobat melalui gerakan puasa bersama. Inilah satu-satunya hari dalam setahun di mana umat diharuskan untuk berpuasa. Inilah Firman Tuhan:
“Inilah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu.
Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN.
Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya”. (Imamat 16: 29 – 31).
Berpuasa, adalah ungkapan kerendahan hati dan pertobatan. Berpuasa juga menjadi pengungkapan lahiriah dari dukacita dan penyesalan yang mendalam. Hal ini dulu dilakukan pada bulan Tisyri. Sekedar untuk diketahui, bahwa ada 12 bulan menurut kalender Yahudi (yakni: Nissan, Iyyar, Sivan, Tammuz, Ab, Elul, Tisyri, Markhesvan, Khislev, Tebet, Syebat, Adar). Kalender ini berbeda dengan kalender Masehi.


SARASEHAN:
Hari ini kita telah belajar bahwa ternyata menurut kitab Ulangan 16. Umat Allah tidak secara otomatis dan pasif dalam menerima pendamaian. Mereka harus aktif, untuk mengaku dosa, merendahkan diri dan bertobat melalui gerakan puasa bersama. PUASA bersama seharusnya dan semestinya dilakukan oleh seluruh orang beriman, yaitu pada hari raya Perdamaian, untuk menghayati Cinta kasih Allah demi karya penyelamatan bagi seluruh umat manusia. Bagaimana tanggapan anda terhadap ungkapan tsb.? Jelaskan.

Menjelang Perayaan Paskah (sebagai Hari Pendamaian dalam Perjanjian Baru) juga diadakan PUASA untuk menghayati pendamaian Kristus demi keselamatan manusia. Manfaat apa yang anda dapatkan ketika Puasa Pra paskah itu dilakukan dengan sungguh-sungguh dalam pertobatan? Jelaskan pengalaman anda!

PUASA: DISIPLIN ROHANI YANG HILANG ?

PUASA:
DISIPLIN ROHANI YANG HILANG ?


Tradisi PUASA, sebagai suatu disiplin rohani, sudah lama menghilang dari kehidupan komunitas Gereja-gereja Kristen Jawa. Maka tak perlu heran, manakala tradisi ini hendak dihidupkan kembali (dimulai sekitar 1998) sebagai suatu disiplin rohani yang mendukung pembinaan spiritualitas Kristen, ternyata banyak warga gereja yang kaget. “Lho… kok kita tiru-tiru agama lain (mungkin maksudnya orang Katolik atau mungkin “Islam”), ungkap seorang warga yang berkali-kali pernah menjadi Majelis Gereja.
“Ya, buat apa kita berpuasa, kan Tuhan Yesus sudah berpuasa untuk kita” tambah seorang aktivis di sebuah gereja.
Dua komentar tadi, cukup membuktikan bahwa kita tidak memiliki pemahaman yang lengkap tentang puasa. Menanggapi komentar pertama, kita tahu bahwa Puasa sudah lama ada dan sudah lama sekali dilakukan dalam kesaksian Alkitab, bahkan sejak jaman Israel kuno. Jadi berabad-abad sebelum ada agama Katolik, apalagi Islam.
Sementara pendapat yang mengatakan bahwa kita orang Kristen “tidak perlu berpuasa”, karena Yesus sudah berpuasa untuk kita, adalah pendapat yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Dalam Kitab Injil Yohanes 17:9 dikatakan tentang Tuhan Yesus yang berdoa untuk para murid dan kita semua. Lalu, Apakah itu berarti bahwa tidak perlu berdoa? Padahal dalam Injil Matius 6: 1 – 21 Tuhan Yesus sendiri langsung mengajarkan bahwa ada tiga disiplin rohani yang perlu dilakukan dengan benar oleh para pengikutnya adalah: berSEDEKAH, berDOA dan berPUASA.
Itu semua menunjukkan bahwa memang masih banyak gejolak yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan Puasa di GKJ.
Dan ada juga yang sekedar sendika dhawuh, setuju mes-kipun ku rang paham (karena menghargai anjuran Sinode). Anjuran Sinode pasti dilandasi oleh berbagai pertimbangan yang matang.
Ada yang ragu-ragu (tapi mau belajar dan mencoba melakukan puasa), ada yang diam-diam menolak (karena merasa hal ini bertentangan dengan kebiasaan selama ini)
Ada juga yang benar-benar setuju karena tahu dasar-dasar Puasa Kristen dalam terang Alkitab.
Entah kita masuk pada kategori yang mana, kita perlu saling menghargai. Yang pasti, kita bersama akan kembali belajar untuk melakukan Puasa Kristen.
Namun persoalannya, ternyata ada banyak Salah Kaprah yang terjadi di sekitar Puasa Kristen. Puasa yang kita lakukan cenderung jatuh pada penekanan “Puasa sebagai syariat agama”. Akibat lebih lajut, orang akan cenderung memaknai puasa secara legalistic – formalistic (mengutamakan formalitas sesuai dengan aturan/hukum agama yang berlaku) tanpa proses pertobatan. Maka, banyak orang yang bertanya pada pendetanya, begini:
- Pak, kalau Puasa Kristen itu, caranya bagaimana? Buka dan Sahur nya jam berapa?
- Lalu yang membatalkan Puasa Kristen itu apa saja?
- Dan, bagi yang perempuan (maaf) kalau lagi menstruasi… Puasanya batal nggak ?
- Dan berbagai pertanyaan tehnis lainnya.

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu tidak bisa dijawab, atau malah tidak perlu dijawab, karena Puasa Kristen lebih mementingkan perubahan sikap hati yang terwujud dalam perilaku kehidupan.
Puasa yang dikehendaki Allah adalah “merendahkan diri” dan “mewujudkan keadilan” kepada sesama (Yes.58:6) ,mewujudkan “cinta kasih” dan kepedulian kepada sesama terutama kepada mereka yang menderita (Yes.58:7).
Bila hal itu dilakukan, menurut Yesaya 58, maka ada berkat TUHAN yang pasti diterima, yaitu: Ada pengharapan di tengah kesesakan dan pergumulan (ay.8, 10). Ada relasi yang baik dengan Tuhan (ay.9) . Ada pengharapan di dalam Tuhan (ay.10). Ada pertolongan Tuhan (ay.11). Ada jaminan keberhasilan (ay.12, 14)
Dari uraian tsb., kita bisa menarik kesimpulan bahwa PUASA bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum. Puasa juga bukan sekedar memenuhi Hukum/syariat Agama. Namun lebih dari itu semua, bahwa Puasa adalah kesediaan untuk bertobat/ merendahkan diri di hadapan Allah yang ditandai dengan mewujudkan keadilan, cinta kasih dan kepeduliaan terhadap sesama manusia.
Persoalannya sekarang? Lalu caranya bagaimana?. Ada baiknya hal ini perlu dijelaskan sbb.:
(1).Puasa Kristen bisa dilakukan secara pribadi tanpa menggunakan aturan-aturan yang njlimet seperti yang ada di agama lain. Bisa dilakukan selama 12 jam (misalnya, dari jam 06.00 – 18.00) tanpa makan – minum. Lalu setelah jam itu pun perlu diusahakan agar kita tidak mengkonsumsi makanan/ minuman secara berlebihan, diluar kebiasaan (jadi tidak perlu lauk-pauknya diada-adakan, atau setelah minum air putih lalu ditambah wedang /kolak, dll). Malah lauk-pauknya perlu diusahakan lebih sederhana. Karena Puasa secara lahiriah berarti membatasi makanan/ minuman, bukan malah menyebabkan pembengkakan anggaran rumah tangga. Bagi yang mampu, Puasa bisa juga dilakukan selama 24 jam penuh. Bagi pemula, bisa juga dilakukan dengan cara makan kenyang Satu Kali (selama 24 Jam).
(2). Gereja perlu belajar secara serius tentang Puasa Kristen berdasarkan Alkitab, dan membuat panduan yang jelas sehingga warga jemaat bisa melakukan Puasa dengan baik dan benar. Apa yang saya uraikan di depan hanyalah sekedar contoh.
(3).Sekali lagi perlu dipahami bahwa Puasa Kristen bukan sekedar pembatasan makan/minum. Puasa Kristen semestinya dilakukan dalam doa dan pertobatan, dengan merendahkan diri merenungkan firman Tuhan, dan mewujudkannya dalam perilaku kehidupan, yaitu memberlakukan kasih dan keadilan secara nyata dalam kehidupan mereka masing-masing. PUASA yang tidak dilandasi oleh spiritualitas yang benar adalah sia-sia belaka.
(4).Pada pelaksanaan Puasa Kristen kali ini kita maknai dalam rangka penghayatan pengurbanan Kristus yang memuncak pada hari raya Paskah. “Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalas kepadamu” (Matius 6:18). Perlu sungguh-sungguh disadari oleh kita umat beriman bahwa secara hakiki Puasa menuntut perubahan hati. Untuk perubahan hati ini, kita tidak dapat melakukannya tanpa Tuhan. Hanya Tuhanlah yang memampukan kita berubah dan akhirnya memperoleh pemulihan.
Kita sendiri tidak mampu karena kita adalah debu tanah belaka. Tuhan sendiri yang akan menghidupkan yang telah mati dan hancur. Dari pihak manusia, diminta pengakuan dan keyakinan bahwa Tuhanlah Sang Pemberi Hidup dan bersama Kristus yang hidup, Kemudian, dalam kenyataan hidup bersama orang lain, langkah pertobatan dan cara serta sikap hidup yang baru itu kita perjuangkan dengan memulihkan hubungan dengan sesama, mulai dari keluarga sendiri, jemaat dan masyarakat.
Itulah sebabnya, PUASA Kristen memiliki dimensi vertikal dan horisontal. Di satu sisi untuk pertobaan dan membina relasi dengan Tuhan. Di sisi lain, juga menuntut pembaharuan relasi dengan sesama melalui langkah-langkah nyata. Selamat Mendalami perihal Puasa (LES).

Minggu, 22 Februari 2009

PUASA PASKAH:

PUASA PASKAH :
MENGASAH PERTOBATAN
DAN PENGENDALIAN DIRI

PENGANTAR
Pekan lalu dan sebelumnya kita telah mengadakan PA dengan tema PUASA KRISTEN (selama 2x pertemuan). Sekarang, kita meneruskan dengan Sarasehan khusus tentang PUASA PASKAH. Dengan demikian, kita akan semakin memahami tentang ajaran Puasa berdasarkan kebenaran Alkitab dan bukan berlandaskan gugon tuhon / kebiasaan yang ada selama ini.

DASAR UTAMA
PUASA berdasarkan kebenaran Alkitab. Dalam khotbah di bukit, Tuhan Yesus mengajarkan tentang tiga disiplin rohani yang sangat penting untuk dilakukan oleh orang beriman, yaitu: 1).SEDEKAH /. AMAL (Mat.6: 1 – 4) kemudian 2.DOA (Mat 6:5 – 13) dan 3).PUASA (Mat.6:16 – 18). Ketiga hal tsb., perlu dilakukan secara benar, yang dilandasi iman serta motivasi Kristen.

PUASA (demikian juga dengan Sedekah dan Doa) adalah sebuah kemestian yang dilakukan oleh orang percaya untuk melatih pengendalian diri serta mengasah pertobatan secara dinamis selaku orang beriman. Jadi tanpa diwajibkan, semestinya disiplin rohani itu kita lakukan. Orang beriman yang melalaikan pertobatan dan tidak menganggap penting tentang pertobatan, maka perlu dipertanyakan kadar kekristenannya. Alkitab mengarahkan kita untuk memiliki pembaruan hidup secara dinamis dalam roh dan kebenaran oleh karya Roh Kudus. EFESUS 4: 21 – 24 menegaskan demikian:
4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, 4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, 4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, 4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Dan Pembaharuan itu perlu dilakukan secara terus menerus oleh karya Roh Kudus “dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya (Kol. 3:10) dan TITUS 3: 5 mengatakan: “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.”

Jadi, PUASA bukan perintah agama, bukan untuk memperbanyak amal, bukan untuk mengurangi dosa, bukan untuk mencari kesaktian, dan bukan untuk memaksa Tuhan supaya menuruti keinginan kita. PUASA adalah salah satu disiplin rohani yang berasal dari Tuhan untuk mengasah pertobatan kita, dan melatih pengendalian diri (emosi, pikiran, perasaan, termasuk terhadap makanan – minuman, dll).

Itulah sebabnya, dalam Alkitab kita menemukan sangat banyak cerita tentang Puasa Kristen:
 EZRA menyerukan perihal PUASA dan DOA oleh karena pergumulan hidup bangsanya (Ezra 8: 21 – 23)
 YEREMIA pun menganjurkan pelaksanaan PUASA secara bersama-sama dalam komunitas orang beriman (Yeremia 36:5-6)
 YOEL bersama para penatua dan seluruh bangsanya melakukan PUASA bersama-sama (Yoel 1:14, 2:15)
 YUNUS menceritakan tentang orang-orang Ninewe yang melakukan PUASA dan bertobat. PUASA itu tidak hanya orang dewasa tetapi semua orang termasuk anak-anak (Yunus 3:5, 7)
 ZAKHARIA 8:19 mengungkapkan tentang PUASA yang dilakukan dengan sukacita berlandaskan kebenaran dan keadilan
 SAMUEL juga mengajak bangsanya untuk melakukan DOA dan PUASA dalam pertobatan (I Sam.7: 5 – 6)
 DAUD ketika merasakan duka yang mendalam juga melakukan RATAPAN dan PUASA (II SAMUEL 1:12)\
 DANIEL pun berPUASA Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu (Dan.9:3)
 YOEL juga member kesaksian tentang PUASA. "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." (Yoel.2:12)
 Dalam KITAB PERJANJIAN BARU kita menemukan teladan bahwa Tuhan Yesus pun berPUASA (Mat.4:1 – 2), dan Yesus mengajarkan agar kita berPUASA dengan benar, Mat.6:16-18 6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Bahkan dalam Matius 17:21, Yesus mengungkapkan bahwa PUASA dan DOA sangat penting manakala kita menghadapi “pergumulan hidup” yang berat.
 Itulah sebabnya, Nabiah Hana, Paulus, dan Gereja dalam Perjanjian Baru juga melakukan Puasa sebagai salah satu disiplin rohani yang sangat penting dalam kehidupan orang beriman (Luk.2:37, II Kor 6:5, .11:27, Kis Pr. 13:2)


PUASA PASKAH
Setelah kita lebih mendalami lagi tentang Ajaran Puasa berdasarkan Alkitab, maka saatnya kita memahami tentang PUASA PASKAH.
1. PUASA PASKAH adalah Gerakan PUASA BERSAMA-SAMA selama 40 hari, yang dimulai sejak Rabu Abu hingga Sabtu Sepi (25 Februari – 11 April 2009) berdasarkan tradisi gereja purba, hari minggu tidak dihitung karena digunakan untuk beraktivitas ke gereja dengan berbagai kegiatan bersama.
2. TUJUAN PUASA PASKAH secara umum adalah mengasah pertobatan dan Pengendalian diri untuk meningkatkan spiritualitas kekristenan kita dalam tuntunan Roh Kudus.
3. TUJUAN KHUSUS SECARA PRIBADI juga diberi tempat sehingga kita bisa mengasah kehidupan doa dalam pergumulan hidup kita masing-masing, sambil ber-refleksi diri, sehingga kita akan semakin dewasa secara iman.
4. TUJUAN KHUSUS PUASA SECARA BERSAMA DI GEREJA KITA bisa kita rumuskan. Misalnya, kita memohon pertobatan bagi beberapa saudara kita yang mengundurkan diri. Atau kita memohon doa tentang Program pelayanan di gereja kita yang telah maupun yang akan kita lakukan.
5. TIDAK ADA ATURAN tentang Saur dan Buka, dengan tata waktu yang baku. Karena Kristen bukan agama SYARIAT (dalam agama syariat segala sesuatu memang diatur secara kaku: cara dan sikap doa harus sama, bahkan rumah ibadah pun menghadapnya harus sesuai kiblat). PUASA kita bisa dimulai pagi hari (misalnya dimuali dari Jam 06.00 s.d Jam 18.00 WIB. Lakukan PUASA dalam DOA dan Pertobatan.
6. PUASA tidak perlu dipamerkan, dan tidak usah mencari penghormatan dari orang lain. Orang lain yang tidak berpuasa biarlah mereka melakukan aktivitas sewajarnya, sementara kita terus berupaya hidup dalam pengendalian diri (khususnya dengan melatih diri lewat Puasa) serta memperbanyak jam Doa kita.
7. PUASA tidak hanya menyangkut relasi pribadi dengan Tuhan dan relasi kita dengan sesama orang beriman. Tetapi PUASA juga menyangkut relasi kita dengan sesama manusia (termasuk yang tidak Kristen). Oleh sebab itu, PUASA juga menuntut kita untuk melakukan pelayanan kasih sebagai wujud nyata dari “buah pertobatan”. Di akhir masa PUASA, kita akan mengumpulkan persembahan khusus yang hasilnya akan digunakan sepenuhnya untuk PELAYANAN DIAKONIA MASYARAKAT.
SARASEHAN:
1. Menurut penghayatan, pengamatan atau mungkin malah pengalaman anda sendiri: MENGAPA HINGGA SAAT INI KEBANYAKAN ORANG KRISTEN ENGGAN BERPUASA? JELASKAN. Dan HAL-HAL APA YANG PERLU KITA LAKUKAN SUPAYA DISIPLIN ROHANI PUASA YANG BENAR (dan DOA) BISA KEMBALI MENJADI KEBIASAAN ORANG PERCAYA?
2. Bacalah kesaksian MARKUS 2: 18 – 22 Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Apa makna ayat-ayat tersebut? Jelaskan.

Rabu, 04 Februari 2009

PUASA KRISTEN MEMANG BEDA

Sketsa Pemahaman Alkitab
P U A S A K R I S T E N : Memberlakukan Kasih dan Keadilan
Bacaan:
(a) Yesaya 58: 1 – 12, (b) Mazmur 51: 1 – 17,
(c) II Korintus 5:20b – 6:10, serta (d) Matius 6:1 – 6.

Tujuan:
Jemaat menghayati makna Puasa dengan cara melakukan karya Allah yang membebaskan, sehingga mereka terdorong untuk memberlakukan kasih dan keadilan.

Berbagai Petunjuk Tehnis:
 Bahan PA kali ini menggunakan metode SARASEHAN, sehingga diharapkan ada setiap peserta PA bisa mempelajari dengan santai, cermat dan sareh (sabar) tidak perlu ngotot apalagi emosional.
 Materi PA kali ini ini cukup berat, maka disarankan agar Peserta PA sudah membaca dan mempelajari bahan PA ini di rumah masing-masing.
 Pemimpin PA semestinya mempersiapkan diri lebih cermat dengan mempelajari bahan ini secara serius. Hubungi Pendeta terdekat jika menemukan ayat-ayat tentang Puasa dalam Alkitab yang belum dipahami.
 Bahan PA ini dirancang untuk dua kali tatap muka/ dua kali pertemuan PA. Satu kali pertemuan - sekitar 90 menit.
 Berikut ini adalah puji-pujian yang cocok untuk digunakan dalam PA kali ini, yaitu: KJ.27. KJ.32, KJ.33. KJ.432. KJ.433. KJ.434. Pilih sesuai kebutuhan.
 Jangan lupa PA adalah Pemahaman/Pendalaman Alkitab (bukan Perdebatan Alkitab) maka lakukan dalam penyertaan Roh Kudus demi pembangunan jemaat Kristus.


I. PENDAHULUAN

Tradisi PUASA sudah lama menghilang dari kehidupan komunitas Gereja-gereja Kristen Jawa. Maka tak perlu heran, manakala tradisi ini hendak dihidupkan kembali (dimulai sekitar 1998) sebagai suatu disiplin rohani yang mendukung pembinaan spiritualitas Kristen, lalu banyak warga gereja yang kaget. “Lho… kok kita tiru-tiru agama lain”, ungkap seorang warga yang berkali-kali pernah menjadi anggota Majelis Gereja. “Ya, buat apa kita berpuasa, kan Tuhan Yesus sudah berpuasa untuk kita” tambah seorang aktivis di sebuah gereja. Sungguh pun demikian, Puasa tetap dianjurkan untuk dilakukan di GKJ, antara lain melalui berbagai kegiatan yang dimotori oleh LPP Sinode (Lembaga Pengaderan dan Pembinaan Sinode) GKJ dan GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah. Puasa yang dianjurkan adalah Puasa menjelang Paskah dalam kegiatan MPDK (Masa Penghayatan Dasar Kekristenan).
Sehubungan dengan hal tersebut ada berbagai kenyataan yang terdapat dalam kehidupan jemaat GKJ. Sekurang-kurangnya, ada 4 kelompok:
1. Kelompok yang diam-diam “menolak” masuknya tradisi puasa untuk diberlakukan di GKJ. Implikasinya tampak pada keengganan mereka untuk melakukan Puasa. Alasannya, karena bertentangan dengan kebiasaan gereja selama ini.
2. Kelompok yang “sendika dhawuh” yang tidak keberatan adanya tradisi Puasa kembali dilakukan di GKJ. Implikasinya tampak pada kesediaan mereka untuk mencoba melakukan Puasa, meskipun mereka belum mampu menjelaskan apa, bagaimana dan mengapa perlu berpuasa secara benar. Alasannya, karena mereka yakin bahwa anjuran Sinode pasti baik dan tidak sembarangan, pasti sudah melalui proses pertimbangan untuk mendukung peningkatan spiritualitas Kristen.
3. Kelompok yang “ragu-ragu” yang tidak menolak pemberlakuan Puasa di GKJ, namun mereka juga tidak langsung menyetujui dan memberlakukannya. Implikasinya tampak pada usaha-usaha untuk mempelajari dan mencari sumber-sumber tentang Puasa Kristen. Kebanyakan dari mereka masih bingung, karena tidak ada petunjuk tehnis yang jelas dan mudah dimengerti tentang bagaimana Puasa Kristen harus dilakukan.
4. Kelompok yang “memahami” tentang tradisi Puasa yang perlu diberlakukan lagi di GKJ sebagai salah satu disiplin rohani untuk mendukung spiritualitas Kristen. Implikasinya tampak pada kesungguhan mereka untuk melakukan Puasa Kristen yang dilandasi dengan pemahaman mengenai Puasa Kristen berlandaskan Alkitab serta mempertimbangkan kenyataan kehidupan jemaat pada masa kini.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam Ibadat RABU ABU th.2009, jemaat akan diajak untuk menghayati makna Puasa berdasarkan Alkitab, tidak sekedar membatasi makan dan minum (seperti puasa pada umumnya) tetapi lebih dari pada itu adalah melakukan karya Allah yang membebaskan, sehingga mereka terdorong untuk memberlakukan kasih dan keadilan secara nyata dalam kehidupan mereka masing-masing.

Jadi, warga jemaat memang akan diajak untuk menjalani tradisi masa puasa selama 40 hari (terhitung sejak Rabu Abu sampai dengan Paskah; namun khusus pada hari Minggu tidak ikut dihitung karena dianjurkan untuk tidak berpuasa pada hari Minggu). Namun mereka akan diajak untuk melakukan Puasa dan Doa serta diikuti dengan perilaku nyata untuk memberlakukan kasih dan keadilan kepada sesamanya.



II. TAFSIRAN TEKS

Sesuai dengan LEKSIONARI TAHUN B, maka bacaan yang digunakan dalam Renungan RABU ABU adalah dari: (a) Yesaya 58: 1 – 12, (b) Mazmur 51: 1 – 17, (c) II Korintus 5:20b – 6:10, serta (d) Matius 6:1 – 6.


(a) YESAYA 58:1 – 12

Perikop ini bisa diberi judul PUASA YANG SEJATI.
Nabi Yesaya bin Amos secara serius mengingatkan umat Yehuda agar kembali bertobat kepada TUHAN karena selama ini mereka mengalami kemerosotan moral yang hebat. Untuk itu ia bernubuat dengan suara lantang bagaikan sangkakala (58:1). Kondisinya semakin parah karena umat Allah (Yehuda) rupanya jatuh pada penghayatan agama yang legalistic – formalistic (mengutamakan formalitas sesuai dengan aturan/hukum agama yang berlaku), namun secara hakiki mereka jauh dari Allah (ay.2). Yesaya menegaskan bahwa PUASA yang tidak dilandasi oleh spiritualitas yang benar adalah sia-sia belaka (ay.3-4 "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi)

Puasa yang dikehendaki Allah adalah “merendahkan diri” dan “mewujudkan keadilan” kepada sesama (ay.6) ,mewujudkan “cinta kasih” dan kepedulian kepada sesama terutama kepada mereka yang menderita (ay.7). Bila hal itu dilakukan maka ada berkat TUHAN yang pasti diterima, yaitu:
• Ada pengharapan di tengah kesesakan dan pergumulan (ay. 8, 10)
• Ada relasi yang baik dengan Tuhan (ay. 9)
• Ada pengharapan di dalam Tuhan (ay. 10)
• Ada pertolongan Tuhan (ay. 11)
• Ada jaminan keberhasilan (ay. 12, 14)

Dari uraian tsb., kita bisa menarik kesimpulan bahwa PUASA bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum. Puasa juga bukan sekedar memenuhi Hukum Agama.
Namun lebih dari itu semua bahwa Puasa adalah kesediaan untuk bertobat/merendahkan diri di hadapan Allah yang ditandai dengan mewujudkan keadilan, cinta kasih dan kepeduliaan terhadap sesama manusia.


(b) MAZMUR 51 : 1 – 17

Perikop ini bisa diberi judul PENGAKUAN DOSA.
Raja Daud sedang menerima tegoran keras dari nabi Natan sehubungan dengan dosanya, sebab ia merampas isteri Uria (yakni: Batsyeba) dan dengan cara yang licik ia menjadi penyebab kematian Uria. Menanggapi tegoran sang Nabi, ternyata Raja Daud tidak menjadi murka, atau membela diri, atau tersinggung (sebagaimana layaknya manusia yang jatuh dosa), tidak!. Berhadapan dengan tegoran illahi melalui Nabi Natan, Raja Daud lalu menyediakan diri untuk mengaku dosa, bertobat serta mohon pengampunan TUHAN.

Raja Daud meyakini sepenuhnya bahwa pertobatan lebih penting katimbang upacara kurban. Dan pengakuan dosa yang tulus iklas adalah lebih penting dari segala macam aturan agamawi. Itulah sebabnya Daud menegaskan: Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah (Mazm. 51: 16 – 17).

Dari uraian tsb., kita bisa menarik kesimpulan bahwa pertobatan, pengakuan dosa serta mohon pengampunan Allah adalah unsur yang sangat penting daripada sekedar menuruti syariat-syariat agama..


(c) II KORINTUS 5:20b – 6:10

Perikop ini bisa diberi judul PELAYANAN PERDAMAIAN.
Pada bagian ini Rasul Paulus menegaskan tentang pelayanan perdamaian yang ia lakukan sebagai uusan-utusan Kristus. Ia mengajak jemaat agar bersedia membuka diri untuk didamaikan dengan Allah, melalui karya Tuhan yesus Kristus (5:20). Paulus memberikan nasihat agar orang-orang Korintus jangan sampai murtad sehingga membuat sia-sia kasih karunia Allah (6:1).

Selanjutnya Rasul Paulus, sebagai pemimpin jemaat, sekaligus sebagai pelayanan Allah, ia telah memberikan teladan yang sangat baik Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik;dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela (II Kor. 6:4 – 7). Paulus juga mengungkapkan bahwa tradisi PUASA ia lakukan untuk melatih diri dalam penyertaan Tuhan.

Dari uraian tsb., kita bisa menarik kesimpulan bahwa menjadi orang Kristen berarti bersedia ”menjadi alat perdamaian TUHAN” yang semestinya terwujud /kelihatan dalam perilaku kehidupan ini. Dan PUASA adalah menjadi salah satu disiplin rohani yang sangat penting untuk mendukung pelayanan sebagai umat TUHAN.


(d) MATIUS 6:1 – 6, 16 – 21

Perikop ini terdiri atas tiga bagian yaitu: diberi judul HAL MEMBERI SEDEKAH, DOA dan BERPUASA. Pada bagian ini Tuhan Yesus menegaskan tentang TIGA DISIPLIN ROHANI yang sangat penting, yang semestinya dilakukan dengan benar oleh umat Allah. Sedekah semestinya dilakukan dengan benar dalam ketulusan dan kerendahan hati, bukan dalam kesombongan dan pamer. Begitu juga dengan doa yang adalah relasi manusia dengan Allah secara pribadi, semestinya dilakukan dengan benar dan penuh kesungguhan, bukan dengan kemunafikan dan sekedar untuk memenuhi syariat agama.

Demikian juga pada bagian berikutnya ditegaskan tentang perlunya berpuasa secara benar!. Seperti halnya dengan Sedekah dan Doa, PUASA pun hendaknya dilakukan dengan kesungguhan dan bukan formalitas. Puasa Kristen bukan sekedar menjalankan perintah agama, melainkan suatu disilin rohani untuk melatih diri semakin dekat dengan Allah. Dari uraian tsb., kita bisa menarik kesimpulan bahwa Sedekah, Doa dan Puasa perlu kita lakukan dengan baik dan benar, bukan sekedar menjalankan syariat agama, melainkan suatu ketaatan kepada Allah.


III. KESIMPULAN – KESIMPULAN PENTING TENTANG “ PUASA KRISTEN “ :

Dari berbagai tafsiran teks tersebut di atas, (a) Yesaya 58: 1 – 12, (b) Mazmur 51: 1 – 17, (c) II Korintus 5:20b – 6:10, serta (d) Matius 6:1 – 6. Maka bisa kita tarik kesimpulan penting sebagai berikut:

 Puasa merupakan salah satu disiplin rohani yang penting. Namun
 makna Puasa adalah kesediaan diri untuk MENGENDALIKAN DIRI, termasuk membatasi jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi, selain itu adalah
 kesediaan untuk bertobat/merendahkan diri di hadapan Allah
 yang ditandai dengan mewujudkan keadilan, cinta kasih dan kepeduliaan secara nyata terhadap sesama manusia.
 Dan Puasa itu semestinya dilakukan oleh setiap orang Kristen dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

LES
SARASEHAN I :
1. Ceritakan Pengalaman anda tentang Puasa!. Misalnya: Apakah telah melakukan Puasa berdasarkkan Firman Tuhan? – kalau belum Puasa: Mengapa? Dan Kalau sudah Puasa: Apakah dan Bagaimanakah Kesulitan yang dialami ? Jelaskan!
2. Menurut Firman TUHAN, mengapa umat berIman perlu berpuasa dengan benar? Jelaskan berdasarkan kesaksian Alkitab!
3. Hal-hal apa yang perlu kita upayakan agar PUASA sebagai suatu disiplin rohani yang penting dapat semakin dipahami warga jemaat dan dilakukan dengan benar?


SARASEHAN II :
1. Baca Ulang Yesaya 58: 3 – 4. PUASA yang tidak dilandasi oleh spiritualitas yang benar adalah sia-sia belaka. Apa makna ungkapan tsb.?
2. Pertobatan, Pengakuan Dosa serta Mohon Pengampunan Allah adalah unsur yang sangat penting dalam melakukan PUASA KRISTEN (Mazm. 51: 16 – 17). Mengapa demikian? Ceritakan Pengalaman anda!
3. PUASA KRISTEN ditandai dengan mewujudkan keadilan, cinta kasih dan kepeduliaan secara nyata terhadap sesama manusia (baca:II Kor. 6:4 – 7). Dan mulai 25 Februari s.d. 11 April 2009 kita akan menjalani Masa PUASA selama 40 hari (terhitung sejak Rabu Abu sampai dengan Paskah; namun khusus pada hari Minggu tidak ikut dihitung karena dianjurkan untuk tidak berpuasa pada hari Minggu). Berdasarkan II Kor.6: 4 -7. Bukti Cinta kasih APA SAJA yang akan kita lakukan setalah melakukan Puasa Paskah 2009 ini. Buatlah program konkrit di kelompok anda dalam rangka Kegiatan PASKAH 2009!

Senin, 19 Januari 2009

DIPANGGIL UNTUK MEMULIHKAN

DIPANGGIL UNTUK MEMULIHKAN
Bacaan I : I SAMUEL 3: 1 – 10
Antar Bacaan: Mazmur 139: 1 – 6, 13-18
Bacaan II : I KORINTUS 6: 12 – 20
Bacaan III: YOHANES 1: 43 – 51

Tujuan:
Anggota Jemaat dapat memiliki kepekaan dan mampu merespon panggilan Allah, sehingga mereka dapat secara efektif terlibat dalam karya pemulihan Allah secara menyeluruh.


1. Pengantar PA Kali ini
Bacaan I (I SAMUEL 3: 1 – 10) adalah kisah panggilan Samuel yang masih sangat muda. Pada waktu itu, firman TUHAN jarang dinyatakan, penglihatan-penglihatan spiritual pun jarang terjadi - ayat 1. Hal ini terjadi karena konteks kehidupan dalam dosa telah menjadi suatu budaya baru, sehingga agama yang semestinya menjadi sumber inspirasi, telah berubah menjadi alat dan diperalat untuk kepentingan-kepentingan politis, ekonomi, social kemasyarakatan, dll. Lihat saja kehidupan keluarga Imam Eli yang menjadi tokoh agama dan imam (begitu juga anak-anaknya) namun memiliki perilaku yang amat buruk (I Sam.2: 12-17). Dosa yang mereka lakukan teramat parah, dari dosa-dosa yang berkaitan dengan proses ibadah, hingga dosa-dosa seksualdi lingkungan rumah ibadah! (I Sam.2:22).
Samuel menerima Panggilan TUHAN. Namun ia bingung karena panggilan Tuhan jarang terjadi, dan ia juga belum mengerti apa dan bagaimana panggilan Tuhan….. Rupanya mengenal Panggilan Allah adalah sesuatu yang tak mudah dilakukan. Samuel mengira yang memanggilnya adalah Imam ELI. Hal itu hingga tiga terjadi, dan akhirnya ia menyadari “panggilan Allah” dan menanggapinya. ISI PANGGILAN itu adalah tugas perutusan agar Samuel melakukan pembaruan, pemulihan, dan mewujudkan perubahan dalam bait Allah demi kemuliaan nama Tuhan.
Bacaan II (I KORINTUS 6: 12 – 20). Rasul Paulus menegaskan tentang perlunya orang Kristen selaku Pengikut Kristus wajib memiliki prinsip-prinsip moralitas yang baik dan benar. Memang, Kristen bukan agama syariah (dengan aturan yang ketat tentang “yang halal” dan “yang haram” , serta tentang “yang sah” dan “yang tidak sah” ) Kristen adalah agama Kasih Karunia. Itulah sebabnya, bentuk dan arah rumah ibadah; cara dan arah doa, cara babtisan, dalam Alkitab tidak ditentukan secara detail. Tetapi itu jangan diartikan bebas se-bebas-bebasnya. Jangan membiarkan diri hanyut pada kebebasan yang melahirkan dosa. I Kor. 6:12 mengatakan: Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.
Bila terbiasa sama sekali bebas, maka tidak memiliki pengendalian diri, dan bila hidup tanpa pengendalian diri maka akan melahirkan dosa. Ada dua macam dosa yang menjadi kelemahan orang Korintus waktu itu, yaitu: Dosa Seksual (ayat 18) dan Dosa Makan (ayat 13).
ALASAN POKOK yang diungkap oleh Paulus sehingga perlu ada pengendalian diri adalah:
Orang Kristen secara hakiki adalah ANGGOTA TUBUH KRISTUS maka harus hidup dalam kekudusan dan tidak semestinya menajiskan diri dengan hubungan sex di luar nikah (bukan dengan isteri/suami) – sekalipun barangkali dilakukan atas nama suka-sama suka; mau sama mau atau sama-sama butuh. Orang Kristen tidak semestinya hidup dalam kenajisan perselingkuhan dengan alas an apapun juga. Begitu juga orang Kristen tidak semestinya memiliki pola hidup, pola makan yang bebas banget sehingga apa saja dimakan tanpa pengendalian diri. Memang tidak ayat dalam Alkitab yang berbunyi “dilarang merokok” ; namun orang Kristen yang bijaksana akan bisa membuat keputusan yang tepat tentang hal ini. Bukankah rokok membuat kita ketagihan dan memperbudak kita? Ingat: Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.
Setiap Pengikut Kristus yang sejati dipanggil untuk hidup kudus, dengan menjaga sikap hidupnya sesuai dengan prinsip kebenaran Allah, untuk melakukan pelayanan sesuai kehendak-NYA karena diri kita telah ditebus melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus.
Bacaan III (YOHANES 1: 43 – 51) menceritakan tentang kisah panggilan yang bervariasi dari : Andreas, Simon Petrus, Filipus, Natanael. Mekipun proses panggilannya tidak sama, namun mereka adalah orang-orang terpilih yang dipanggil oleh Tuhan Yesus untuk menjadi pengikutnya. Panggilan itu terjadi bukan karena mereka adalah orang-orang yang lebih baik, lebih sukses, lebih taat, lebih suci… BUKAN. Yang pasti panggilan itu dilandasi oleh kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus.

2. KESIMPULAN:
2.1. TUHAN Allah menghendaki kita sebagai Pengikut Kristus untuk menjadi umat-Nya yang hidup dalam kekudusan dan berkarya bagi pembaruan dan pemulihan demi kemuliaan nama Tuhan.
2.2. Orang Kristen secara hakiki adalah ANGGOTA TUBUH KRISTUS maka harus hidup dalam kekudusan dan tidak semestinya menajiskan diri dengan berbagai macam dosa (termasuk dosa makan dan dosa seksual)
2.3. Setiap Pengikut Kristus yang sejati dipanggil untuk hidup kudus, dengan menjaga sikap hidupnya sesuai dengan prinsip kebenaran Allah, untuk melakukan pelayanan sesuai kehendak-NYA karena diri kita telah ditebus melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus.


3. SARASEHAN
Pada jaman ini, ternyata masih ada warga jemaat yang belum sepenuhnya memahami: (a).makna panggilan Allah, (b).proses panggilan Allah yang bervariasi (berbeda satu dengan lainnya) dan (c).cara menjawab Panggilan Allah seperti yang dilakukan oleh Samuel, Petrus, Andreas, Filipus, Natanael dan orang beriman lainnya.
Berdasarkan Bacaan Alkitab pada pekan ini: APAKAH yang dimaksud dengan Panggilan Allah dan Konsekwensinya? Jelaskan!
Bagaimana tanggapan anda ketika mendengar ada orang (warga gereja tertentu) yang bersaksi bahwa ia baru saja menerima bisikan roh kudus tentang suatu hal yang sangat praktis (Misalnya: ia merasa diminta roh Kudus untuk menjual rumahnya atau suatu barang tertentu? Hal-hal apa yang perlu dilakukan agar kita bisa dengan cermat dan benar memahami dan menerima serta menanggapi Panggilan Tuhan? Jelaskan (LES)

_____________________________________________
4. POKOK-POKOK DOA:
a. Doakan agar kita semakin memiliki kedewasaan iman makna Panggilan dan Penerapannya secara nyata dalam kehidupan
b. Doakan untuk Peresmian pelayanan Klinik Holistik MITRA HUSADA GKJ Purworejo, oleh Bupati Pwr . tgl. 3 Pebruari 2009 yad.
c. Doakan untuk Rencana REHAB BERAT pastori Jl. Jend. Sudirman 11 Purworejo.

Senin, 12 Januari 2009

Menguak Kembali Makna SAKRAMEN BABTIS

PENGANTAR:

Bacaan I (KISAH PARA RASUL 19: 1 – 7). Di awal bagian ini terungkap bahwa: “Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid”. Pada bagian awal terungkap tentang nama APOLOS. Lukas menceritakan kepada kita bahwa Apolos adalah tokoh yang unik. Ia percaya kepada Yesus, walau ia belum menerima babtisan para Rasul, namun ia pernah menerima babtisan Yohanes. Apolos meyakini imannya dan cakap mengajar tentang iman Kristen. Menarik sekali bahwa Apolos ternyata tidak dibabtis ulang oleh Paulus maupun oleh para Rasul lainnya. Setelah itu Lukas menceritakan tentang pertemuan Rasul Paulus dengan beberapa orang Kristen (Luk.19:2). Jumlah mereka ada 12 orang (ayat 7). Sayang sekali, mereka mengaku Kristen namun belum menerima karunia Roh Kudus, bahkan belum pernah tahu mengenai Roh Kudus. Ini aneh tapi nyata. Peristiwa ini terjadi sekitar 25 tahun setelah peristiwa Pentakosta.
Jika mereka murid Yesus, pasti mengetahui tentang Roh Kudus dan babtisan dalam nama Bapa – Anak – dan Roh Kudus. Demikian juga, jika mereka orang Yahudi, pasti mereka tahun tentang keberadaan Roh Kudus. Jadi, kemungkinan besar mereka adalah orang-orang non Yahudi yang tertarik ikut babtisan Yohanes namun tanpa diikuti dasar iman yang mendalam. Maka kata Paulus kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."
Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes." (Kis Pr. 19: 2 – 3)
Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus." Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. (Kis Pr. 19: 4 – 5).
Perhatikanlah bagaimana Paulus menerangkan tentang arti babtisan Yohanes sebagai “babtisan pertobatan”!. Jangan lupa bahwa kehadiran Yohanes Pembabtisa adalah kehadiran untuk menyadarkan orang mengenai segala dosa mereka, lalu menyerukan bahwa pertobatan adalah langkah penting bagi orang percaya. Setelah mengaku dosa dan bertobat, barulah mereka siap menerima dan meyakini anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Yohanes adalah pembuka jalan yang menggiring orang untuk datang dan percaya kepada Yesus.
12 orang ini menerima babtisan Yohanes (melalui murid Yohanes Pembabtis – karena kejadiannya 25 tahun setelah Pentakosta, jadi Yohanes Pembabtis sudah lama sekali wafat). Namun, meskipun dibabtis dengan babtisan Yohanes, namun mereka belum mengaku dosa dan bertobat, dan juga belum datang untuk percaya pada Yesus; tak heran merak belum mengerti tentang Roh Kudus; itu berarti bahwa babtisan ala Yohanes yang mereka terima sama sekali tidak sah.
12 orang ini setelah menerima penjelasan Paulus lalu memberi diri dibabtis di dalam nama Yesus (yaitu BABTISAN AIR dalam nama BAPA-ANAK-dan ROH KUDUS). Babtisan dalam nama Yesus bukan babtisan Pertobatan (seperti Yohanes) melainkan sebuah meterai keselamatan yang ada di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Di sinilah perbedaan 12 orang ini dengan Apolos. Apolos juga menerima babtisan Yohanes, namun ia tidak dibabtis ulang seperti mereka, sebab Apolos telah melalui proses pengakuan dosa dan pertobatan lalu memiliki iman dan keyakinan kepada Tuhan Yesus sebagai Juru selamatnya. Jadi, jelaslah sekarang bahwa orang yang menerima babtisan Yohanes dan percaya pada Yesus tidak perlu dibabtis ulang!.
Pantas dicatat bahwa selain kisah 12 orang yang diabtis ulang tsb. Di atas, bahwa ternyata dalam teks Alkitab tidak pernah dilaporkan adanya kisah lain tentang babtis ulang!. Karena yang penting adalah BABTIS DALAM NAMA YESUS (yaitu dalam nama BAPA, ANAK, dan ROH KUDUS) yang membawa keselamatan sejati. Jadi Babtis Ulang Tidak Diperlukan lagi! Setelah babtisan dalam nama Yesus dilakukan, barulan mereka menerima karunia Roh Kudus.

Bacaan II (MARKUS 1: 4 – 11). Menceritakan tentang Babtisan ala Yohanes Pembabtis, yang merupakan tanda Pertobatan, yakni babtisan untuk mempersiapkan diri menuju kedatangan Mesias. Persoalannya adalah bahwa ALKITAB tidak menyebutkan dengan pasti bagaimana cara babtisan Yohanes. Apakah selam Separoh badan? Apakah selam seluruh badan? Apakah dicurahi air di bagian kepalanya? Ataukah diperciki air?. Yang pasti, tanda babtisan itulah yang penting, bukan caranya! Demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu." Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan. Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.
Yohanes mewartakan bahwa : "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." (ayat 4 – 8).
Yang dimaksud dengan BABTISAN ROH KUDUS (ho babtizon- terus menerus membabtis) ternyata BUKAN suatu tindakan ritual keagamaan, melain suatu proses dinamis kedekatan orang percaya dengan Tuhan Yesus. Jadi Babtisan Roh Kudus, tidak dilakukan oleh Gereja/Rasul/Pendeta, melainkan secara pribadi sebagai karya Tuhan bagi orang-orang percaya. Setelah itu Yohanes Pembabtis juga melayani babtisan untuk Yesus sebagai tanda solidaritas-Nya dengan manusia. Ia yang tak berdosa memposisikan diri sebagai orang berdosa. Tiba-tiba langit terkoyak, dan Roh Allah turun (seperti burung merpati) ke atas-Nya. Inilah tanda pengukuhan diri-Nya.

KESIMPULAN:
TANDA sebagai orang yang percaya adalah BABTISAN di dalam nama Bapa Anak dan Roh Kudus. Makna Babtisan lebih utama dan bukan caranya. Tidak ada ajaran dalam Alkitab yang menyuruh kita untuk babtis ulang (kecuali dari babtisan Yohanes pada jaman Paulus, itupunhanya satu kali terjadi dalam kasus khusus). Cara babtisan bisa berbeda namun tetap harus dilakukan dalam nama Bapa-Anak-Roh Kudus.
BABTISAN yang telah dilakukan akan membawa orang untuk disatukan dengan relasi khusus dengan Tuhan, sehingga orang mengalami “proses pemulihan” dan “pertobatan” secara terus menerus. Roh Kudus terus berkarya dalam hidup orang beriman sehingga mengalami perubahan hidup yang nyata di dalam Tuhan. Di sinilah letak karya Babtisan Roh Kudus oleh Tuhan Yesus. Babtisan Roh Kudus bukan tindakan ritual di gereja.
TINDAK LANJUT BABTISAN adalah komitmen yang kuat untuk hidup dalam pertobatan yang melahirkan spiritualitas kehidupan yang nyata sebagai orang percaya. Kita percaya bahwa pengampunan dosa dan janji keselamatan di dalam Yesus menjadi bagian hidup kita.Keyakinan it uterus menerus diulang dan diingatkan melalui ikrar Pengakuan Iman Rasuli yang kita ucapkan bersama-sama.

RENUNGAN & SARASEHAN
Pada jaman ini, ternyata masih ada warga jemaat yang belum sepenuhnya memahami tentang makna babtisan secara alkitabiah seperti yang dianut oleh GKJ. Tak heran kalau kemudian ragu-ragu, lalu diam-diam terpengaruh lalu ikut “babtis ulang” di gereja lain. Hal ini ada yang melakukannya secara terbuka, ada juga yang diam-diam (jawa:sesidheman). Alasannya: Mereka tidak yakin akan kebenaran babtisan ala GKJ. Mereka bahkan mempertanyakan keabsahan babtisan GKJ, yang dianggap belum lengkap, belum Alkitabiah, dan (lebih konyol lagi) dianggap tidak ada Roh Kudus-nya.
Apakah anda pernah memiliki/ melihat pengalaman seperti itu?
Bagaimana tanggapan anda ketika mendengar ada orang (warga gereja lain?) yang dengan penuh kesombongan menghakimi bahwa di gereja kita tidak ada karya Roh Kudus?
Hal-hal apa yang perlu dilakukan sebagai buah pertobatan sehingga kita mengalami proses pemulihan dan pertobatan yang terus menerus melalui babtisan Roh Kudus secara pribadi? Jelaskan!. (LES)