Senin, 12 Januari 2009

Menguak Kembali Makna SAKRAMEN BABTIS

PENGANTAR:

Bacaan I (KISAH PARA RASUL 19: 1 – 7). Di awal bagian ini terungkap bahwa: “Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid”. Pada bagian awal terungkap tentang nama APOLOS. Lukas menceritakan kepada kita bahwa Apolos adalah tokoh yang unik. Ia percaya kepada Yesus, walau ia belum menerima babtisan para Rasul, namun ia pernah menerima babtisan Yohanes. Apolos meyakini imannya dan cakap mengajar tentang iman Kristen. Menarik sekali bahwa Apolos ternyata tidak dibabtis ulang oleh Paulus maupun oleh para Rasul lainnya. Setelah itu Lukas menceritakan tentang pertemuan Rasul Paulus dengan beberapa orang Kristen (Luk.19:2). Jumlah mereka ada 12 orang (ayat 7). Sayang sekali, mereka mengaku Kristen namun belum menerima karunia Roh Kudus, bahkan belum pernah tahu mengenai Roh Kudus. Ini aneh tapi nyata. Peristiwa ini terjadi sekitar 25 tahun setelah peristiwa Pentakosta.
Jika mereka murid Yesus, pasti mengetahui tentang Roh Kudus dan babtisan dalam nama Bapa – Anak – dan Roh Kudus. Demikian juga, jika mereka orang Yahudi, pasti mereka tahun tentang keberadaan Roh Kudus. Jadi, kemungkinan besar mereka adalah orang-orang non Yahudi yang tertarik ikut babtisan Yohanes namun tanpa diikuti dasar iman yang mendalam. Maka kata Paulus kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."
Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes." (Kis Pr. 19: 2 – 3)
Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus." Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. (Kis Pr. 19: 4 – 5).
Perhatikanlah bagaimana Paulus menerangkan tentang arti babtisan Yohanes sebagai “babtisan pertobatan”!. Jangan lupa bahwa kehadiran Yohanes Pembabtisa adalah kehadiran untuk menyadarkan orang mengenai segala dosa mereka, lalu menyerukan bahwa pertobatan adalah langkah penting bagi orang percaya. Setelah mengaku dosa dan bertobat, barulah mereka siap menerima dan meyakini anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Yohanes adalah pembuka jalan yang menggiring orang untuk datang dan percaya kepada Yesus.
12 orang ini menerima babtisan Yohanes (melalui murid Yohanes Pembabtis – karena kejadiannya 25 tahun setelah Pentakosta, jadi Yohanes Pembabtis sudah lama sekali wafat). Namun, meskipun dibabtis dengan babtisan Yohanes, namun mereka belum mengaku dosa dan bertobat, dan juga belum datang untuk percaya pada Yesus; tak heran merak belum mengerti tentang Roh Kudus; itu berarti bahwa babtisan ala Yohanes yang mereka terima sama sekali tidak sah.
12 orang ini setelah menerima penjelasan Paulus lalu memberi diri dibabtis di dalam nama Yesus (yaitu BABTISAN AIR dalam nama BAPA-ANAK-dan ROH KUDUS). Babtisan dalam nama Yesus bukan babtisan Pertobatan (seperti Yohanes) melainkan sebuah meterai keselamatan yang ada di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Di sinilah perbedaan 12 orang ini dengan Apolos. Apolos juga menerima babtisan Yohanes, namun ia tidak dibabtis ulang seperti mereka, sebab Apolos telah melalui proses pengakuan dosa dan pertobatan lalu memiliki iman dan keyakinan kepada Tuhan Yesus sebagai Juru selamatnya. Jadi, jelaslah sekarang bahwa orang yang menerima babtisan Yohanes dan percaya pada Yesus tidak perlu dibabtis ulang!.
Pantas dicatat bahwa selain kisah 12 orang yang diabtis ulang tsb. Di atas, bahwa ternyata dalam teks Alkitab tidak pernah dilaporkan adanya kisah lain tentang babtis ulang!. Karena yang penting adalah BABTIS DALAM NAMA YESUS (yaitu dalam nama BAPA, ANAK, dan ROH KUDUS) yang membawa keselamatan sejati. Jadi Babtis Ulang Tidak Diperlukan lagi! Setelah babtisan dalam nama Yesus dilakukan, barulan mereka menerima karunia Roh Kudus.

Bacaan II (MARKUS 1: 4 – 11). Menceritakan tentang Babtisan ala Yohanes Pembabtis, yang merupakan tanda Pertobatan, yakni babtisan untuk mempersiapkan diri menuju kedatangan Mesias. Persoalannya adalah bahwa ALKITAB tidak menyebutkan dengan pasti bagaimana cara babtisan Yohanes. Apakah selam Separoh badan? Apakah selam seluruh badan? Apakah dicurahi air di bagian kepalanya? Ataukah diperciki air?. Yang pasti, tanda babtisan itulah yang penting, bukan caranya! Demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu." Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan. Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.
Yohanes mewartakan bahwa : "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." (ayat 4 – 8).
Yang dimaksud dengan BABTISAN ROH KUDUS (ho babtizon- terus menerus membabtis) ternyata BUKAN suatu tindakan ritual keagamaan, melain suatu proses dinamis kedekatan orang percaya dengan Tuhan Yesus. Jadi Babtisan Roh Kudus, tidak dilakukan oleh Gereja/Rasul/Pendeta, melainkan secara pribadi sebagai karya Tuhan bagi orang-orang percaya. Setelah itu Yohanes Pembabtis juga melayani babtisan untuk Yesus sebagai tanda solidaritas-Nya dengan manusia. Ia yang tak berdosa memposisikan diri sebagai orang berdosa. Tiba-tiba langit terkoyak, dan Roh Allah turun (seperti burung merpati) ke atas-Nya. Inilah tanda pengukuhan diri-Nya.

KESIMPULAN:
TANDA sebagai orang yang percaya adalah BABTISAN di dalam nama Bapa Anak dan Roh Kudus. Makna Babtisan lebih utama dan bukan caranya. Tidak ada ajaran dalam Alkitab yang menyuruh kita untuk babtis ulang (kecuali dari babtisan Yohanes pada jaman Paulus, itupunhanya satu kali terjadi dalam kasus khusus). Cara babtisan bisa berbeda namun tetap harus dilakukan dalam nama Bapa-Anak-Roh Kudus.
BABTISAN yang telah dilakukan akan membawa orang untuk disatukan dengan relasi khusus dengan Tuhan, sehingga orang mengalami “proses pemulihan” dan “pertobatan” secara terus menerus. Roh Kudus terus berkarya dalam hidup orang beriman sehingga mengalami perubahan hidup yang nyata di dalam Tuhan. Di sinilah letak karya Babtisan Roh Kudus oleh Tuhan Yesus. Babtisan Roh Kudus bukan tindakan ritual di gereja.
TINDAK LANJUT BABTISAN adalah komitmen yang kuat untuk hidup dalam pertobatan yang melahirkan spiritualitas kehidupan yang nyata sebagai orang percaya. Kita percaya bahwa pengampunan dosa dan janji keselamatan di dalam Yesus menjadi bagian hidup kita.Keyakinan it uterus menerus diulang dan diingatkan melalui ikrar Pengakuan Iman Rasuli yang kita ucapkan bersama-sama.

RENUNGAN & SARASEHAN
Pada jaman ini, ternyata masih ada warga jemaat yang belum sepenuhnya memahami tentang makna babtisan secara alkitabiah seperti yang dianut oleh GKJ. Tak heran kalau kemudian ragu-ragu, lalu diam-diam terpengaruh lalu ikut “babtis ulang” di gereja lain. Hal ini ada yang melakukannya secara terbuka, ada juga yang diam-diam (jawa:sesidheman). Alasannya: Mereka tidak yakin akan kebenaran babtisan ala GKJ. Mereka bahkan mempertanyakan keabsahan babtisan GKJ, yang dianggap belum lengkap, belum Alkitabiah, dan (lebih konyol lagi) dianggap tidak ada Roh Kudus-nya.
Apakah anda pernah memiliki/ melihat pengalaman seperti itu?
Bagaimana tanggapan anda ketika mendengar ada orang (warga gereja lain?) yang dengan penuh kesombongan menghakimi bahwa di gereja kita tidak ada karya Roh Kudus?
Hal-hal apa yang perlu dilakukan sebagai buah pertobatan sehingga kita mengalami proses pemulihan dan pertobatan yang terus menerus melalui babtisan Roh Kudus secara pribadi? Jelaskan!. (LES)