Minggu, 22 Februari 2009

PUASA PASKAH:

PUASA PASKAH :
MENGASAH PERTOBATAN
DAN PENGENDALIAN DIRI

PENGANTAR
Pekan lalu dan sebelumnya kita telah mengadakan PA dengan tema PUASA KRISTEN (selama 2x pertemuan). Sekarang, kita meneruskan dengan Sarasehan khusus tentang PUASA PASKAH. Dengan demikian, kita akan semakin memahami tentang ajaran Puasa berdasarkan kebenaran Alkitab dan bukan berlandaskan gugon tuhon / kebiasaan yang ada selama ini.

DASAR UTAMA
PUASA berdasarkan kebenaran Alkitab. Dalam khotbah di bukit, Tuhan Yesus mengajarkan tentang tiga disiplin rohani yang sangat penting untuk dilakukan oleh orang beriman, yaitu: 1).SEDEKAH /. AMAL (Mat.6: 1 – 4) kemudian 2.DOA (Mat 6:5 – 13) dan 3).PUASA (Mat.6:16 – 18). Ketiga hal tsb., perlu dilakukan secara benar, yang dilandasi iman serta motivasi Kristen.

PUASA (demikian juga dengan Sedekah dan Doa) adalah sebuah kemestian yang dilakukan oleh orang percaya untuk melatih pengendalian diri serta mengasah pertobatan secara dinamis selaku orang beriman. Jadi tanpa diwajibkan, semestinya disiplin rohani itu kita lakukan. Orang beriman yang melalaikan pertobatan dan tidak menganggap penting tentang pertobatan, maka perlu dipertanyakan kadar kekristenannya. Alkitab mengarahkan kita untuk memiliki pembaruan hidup secara dinamis dalam roh dan kebenaran oleh karya Roh Kudus. EFESUS 4: 21 – 24 menegaskan demikian:
4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, 4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, 4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, 4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Dan Pembaharuan itu perlu dilakukan secara terus menerus oleh karya Roh Kudus “dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya (Kol. 3:10) dan TITUS 3: 5 mengatakan: “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.”

Jadi, PUASA bukan perintah agama, bukan untuk memperbanyak amal, bukan untuk mengurangi dosa, bukan untuk mencari kesaktian, dan bukan untuk memaksa Tuhan supaya menuruti keinginan kita. PUASA adalah salah satu disiplin rohani yang berasal dari Tuhan untuk mengasah pertobatan kita, dan melatih pengendalian diri (emosi, pikiran, perasaan, termasuk terhadap makanan – minuman, dll).

Itulah sebabnya, dalam Alkitab kita menemukan sangat banyak cerita tentang Puasa Kristen:
 EZRA menyerukan perihal PUASA dan DOA oleh karena pergumulan hidup bangsanya (Ezra 8: 21 – 23)
 YEREMIA pun menganjurkan pelaksanaan PUASA secara bersama-sama dalam komunitas orang beriman (Yeremia 36:5-6)
 YOEL bersama para penatua dan seluruh bangsanya melakukan PUASA bersama-sama (Yoel 1:14, 2:15)
 YUNUS menceritakan tentang orang-orang Ninewe yang melakukan PUASA dan bertobat. PUASA itu tidak hanya orang dewasa tetapi semua orang termasuk anak-anak (Yunus 3:5, 7)
 ZAKHARIA 8:19 mengungkapkan tentang PUASA yang dilakukan dengan sukacita berlandaskan kebenaran dan keadilan
 SAMUEL juga mengajak bangsanya untuk melakukan DOA dan PUASA dalam pertobatan (I Sam.7: 5 – 6)
 DAUD ketika merasakan duka yang mendalam juga melakukan RATAPAN dan PUASA (II SAMUEL 1:12)\
 DANIEL pun berPUASA Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu (Dan.9:3)
 YOEL juga member kesaksian tentang PUASA. "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." (Yoel.2:12)
 Dalam KITAB PERJANJIAN BARU kita menemukan teladan bahwa Tuhan Yesus pun berPUASA (Mat.4:1 – 2), dan Yesus mengajarkan agar kita berPUASA dengan benar, Mat.6:16-18 6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, 6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Bahkan dalam Matius 17:21, Yesus mengungkapkan bahwa PUASA dan DOA sangat penting manakala kita menghadapi “pergumulan hidup” yang berat.
 Itulah sebabnya, Nabiah Hana, Paulus, dan Gereja dalam Perjanjian Baru juga melakukan Puasa sebagai salah satu disiplin rohani yang sangat penting dalam kehidupan orang beriman (Luk.2:37, II Kor 6:5, .11:27, Kis Pr. 13:2)


PUASA PASKAH
Setelah kita lebih mendalami lagi tentang Ajaran Puasa berdasarkan Alkitab, maka saatnya kita memahami tentang PUASA PASKAH.
1. PUASA PASKAH adalah Gerakan PUASA BERSAMA-SAMA selama 40 hari, yang dimulai sejak Rabu Abu hingga Sabtu Sepi (25 Februari – 11 April 2009) berdasarkan tradisi gereja purba, hari minggu tidak dihitung karena digunakan untuk beraktivitas ke gereja dengan berbagai kegiatan bersama.
2. TUJUAN PUASA PASKAH secara umum adalah mengasah pertobatan dan Pengendalian diri untuk meningkatkan spiritualitas kekristenan kita dalam tuntunan Roh Kudus.
3. TUJUAN KHUSUS SECARA PRIBADI juga diberi tempat sehingga kita bisa mengasah kehidupan doa dalam pergumulan hidup kita masing-masing, sambil ber-refleksi diri, sehingga kita akan semakin dewasa secara iman.
4. TUJUAN KHUSUS PUASA SECARA BERSAMA DI GEREJA KITA bisa kita rumuskan. Misalnya, kita memohon pertobatan bagi beberapa saudara kita yang mengundurkan diri. Atau kita memohon doa tentang Program pelayanan di gereja kita yang telah maupun yang akan kita lakukan.
5. TIDAK ADA ATURAN tentang Saur dan Buka, dengan tata waktu yang baku. Karena Kristen bukan agama SYARIAT (dalam agama syariat segala sesuatu memang diatur secara kaku: cara dan sikap doa harus sama, bahkan rumah ibadah pun menghadapnya harus sesuai kiblat). PUASA kita bisa dimulai pagi hari (misalnya dimuali dari Jam 06.00 s.d Jam 18.00 WIB. Lakukan PUASA dalam DOA dan Pertobatan.
6. PUASA tidak perlu dipamerkan, dan tidak usah mencari penghormatan dari orang lain. Orang lain yang tidak berpuasa biarlah mereka melakukan aktivitas sewajarnya, sementara kita terus berupaya hidup dalam pengendalian diri (khususnya dengan melatih diri lewat Puasa) serta memperbanyak jam Doa kita.
7. PUASA tidak hanya menyangkut relasi pribadi dengan Tuhan dan relasi kita dengan sesama orang beriman. Tetapi PUASA juga menyangkut relasi kita dengan sesama manusia (termasuk yang tidak Kristen). Oleh sebab itu, PUASA juga menuntut kita untuk melakukan pelayanan kasih sebagai wujud nyata dari “buah pertobatan”. Di akhir masa PUASA, kita akan mengumpulkan persembahan khusus yang hasilnya akan digunakan sepenuhnya untuk PELAYANAN DIAKONIA MASYARAKAT.
SARASEHAN:
1. Menurut penghayatan, pengamatan atau mungkin malah pengalaman anda sendiri: MENGAPA HINGGA SAAT INI KEBANYAKAN ORANG KRISTEN ENGGAN BERPUASA? JELASKAN. Dan HAL-HAL APA YANG PERLU KITA LAKUKAN SUPAYA DISIPLIN ROHANI PUASA YANG BENAR (dan DOA) BISA KEMBALI MENJADI KEBIASAAN ORANG PERCAYA?
2. Bacalah kesaksian MARKUS 2: 18 – 22 Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Apa makna ayat-ayat tersebut? Jelaskan.