T I G A
DARI SEPULUH MITOS
YANG SALAH
TENTANG
TENTANG
HIDUP BERUMAH TANGGA
oleh:
Pdt. Lukas Eko Sukoco, MTh.
1. SEMUA ORANG HARUS MENIKAH (?)
Harus dipahami bahwa pernikahan bukanlah kewajiban, namun sebuah pilihan. Artinya : Orang boleh saja Menikah, atau seseorang boleh saja memilih untuk tidak menikah! Yang pasti, baik menikah atau tidak, tetap saja orang beriman memiliki kewajiban yang sama untuk memuliakan Tuhan dalam hidup dan kehidupannya. Rasul Paulus menasihatkan agar jemaat di Korintus mau meneladan seperti Paulus yang tidak kawin, tetapi itu bukan kewajiban namun pilihan. Jadi boleh kawin, atau tidak. Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu. Jadi, kalau berani menikah , ya… menikahlah!
Ayat Kunci: I Korintus 7: 1 – 3
Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
2. PERNIKAHANKU AKAN MENGAKHIRI KESEPIANKU (?)
Harus dipahami bahwa kesendirian tidaklah sama dengan kesepian. Orang yang menikah memang “tidak sendiri” lagi. Namun dalam sebuah pernikahan bisa saja tetap dilanda kesepian, jika mereka “tidak menjadi satu”. Semestinya mereka bukan lagi dua melainkan satu. Sehingga mereka memiliki pikiran, perasaan, perencanaan dan tidakan yang dilandasi oleh cinta kasih sejati. Wujud yang nyata adalah adanya: komunikasi, kebersamaan, kemitrasejajaran di dalam Tuhan.
Ayat Kunci: Matius 19:5,6
Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
3. PERNIKAHAN YANG BAHAGIA PASTI SELALU ROMANTIS (?)
Dalam kenyataannya tidak pernah ada suatu pernikahan yang benar-benar bebas dari masalah. Mengapa demikian? Jawabnya sederhana saja… karena orang-orang yang menikah adalah manusia biasa. Mereka bukan malaikat!. Olehkarena manusia biasa, maka pasti memiliki segudang kelemahan , di samping memiliki kelebihan tertentu. Pernikahan yang bahagia pasti membutuhkan perjuangan, upaya yang keras, kerendahan hati masing-masing pihak untuk menguji komitmen pernikahan kita. Memang ada sisi romantisnya dalam sebuah pernikahan, namun tidak selalu demikian. Seringkali di balik kesulitan, kesalahpahaman dan masalah menjadikan kita semakin dewasa.
Ayat Kunci: Kolose 3: 12 – 15, 18, 19
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
1. SEMUA ORANG HARUS MENIKAH (?)
Harus dipahami bahwa pernikahan bukanlah kewajiban, namun sebuah pilihan. Artinya : Orang boleh saja Menikah, atau seseorang boleh saja memilih untuk tidak menikah! Yang pasti, baik menikah atau tidak, tetap saja orang beriman memiliki kewajiban yang sama untuk memuliakan Tuhan dalam hidup dan kehidupannya. Rasul Paulus menasihatkan agar jemaat di Korintus mau meneladan seperti Paulus yang tidak kawin, tetapi itu bukan kewajiban namun pilihan. Jadi boleh kawin, atau tidak. Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu. Jadi, kalau berani menikah , ya… menikahlah!
Ayat Kunci: I Korintus 7: 1 – 3
Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin, tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
2. PERNIKAHANKU AKAN MENGAKHIRI KESEPIANKU (?)
Harus dipahami bahwa kesendirian tidaklah sama dengan kesepian. Orang yang menikah memang “tidak sendiri” lagi. Namun dalam sebuah pernikahan bisa saja tetap dilanda kesepian, jika mereka “tidak menjadi satu”. Semestinya mereka bukan lagi dua melainkan satu. Sehingga mereka memiliki pikiran, perasaan, perencanaan dan tidakan yang dilandasi oleh cinta kasih sejati. Wujud yang nyata adalah adanya: komunikasi, kebersamaan, kemitrasejajaran di dalam Tuhan.
Ayat Kunci: Matius 19:5,6
Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
3. PERNIKAHAN YANG BAHAGIA PASTI SELALU ROMANTIS (?)
Dalam kenyataannya tidak pernah ada suatu pernikahan yang benar-benar bebas dari masalah. Mengapa demikian? Jawabnya sederhana saja… karena orang-orang yang menikah adalah manusia biasa. Mereka bukan malaikat!. Olehkarena manusia biasa, maka pasti memiliki segudang kelemahan , di samping memiliki kelebihan tertentu. Pernikahan yang bahagia pasti membutuhkan perjuangan, upaya yang keras, kerendahan hati masing-masing pihak untuk menguji komitmen pernikahan kita. Memang ada sisi romantisnya dalam sebuah pernikahan, namun tidak selalu demikian. Seringkali di balik kesulitan, kesalahpahaman dan masalah menjadikan kita semakin dewasa.
Ayat Kunci: Kolose 3: 12 – 15, 18, 19
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar